Selasa, 02 November 2010

Malaikat jatuh cinta

Senja,
Ketika hujan menyisakan tetesan pada kelopak bunga melati depan jendela.
Ketika bunyi cangkir beradu
Dan teh melati tersaji depan kami

Kembali,
kamu menghirup aroma teh melati
Kemudian menyesapnya sedikit demi sedikit
kemudian kembali menumbukkan pandang ke arahku

Senja ini semuanya terputar kembali di otakku,
seperti gulungan roll film yang terputar
jelas dan sempurna. 
semalam.
ketika gerit pintu dongeng yang berkarat memanggilku
lalu kudengar suaramu. serak
lalu kulihat dirimu tergeletak lemah di lantai kayu rumah kurcaci
penuh peluh dengan nafas memburu
 
"kau putri salju?" tanyamu lemah
aku menggeleng.
"kalau begitu kau pasti cinderella?"
aku tersenyum dan menggeleng
"aah, kau pasti putri tidur yang baru saja bangun, mana pangeranmu? aku telat andai saja aku yang menciummu"
"bukan aku bukan putri tidur..."
"Oh beruntunglah aku jika kau bukan dia. kau pasti Gretel?"
aku menggeleng pelan. kubantu kau berdiri dan kupapah kau berjalan


cahaya merkuri yang lelah terengah

merebahkan bayang bayang menindih rumput hijau yang terlelap
"kau siapa?" tanyamu menatap pias wajahku
"aku ya aku. kamu?"
"malaikat"
"mana sayapmu?"
"aku patahkan semalam"
"kenapa?"
"aku melihat gadis itu semalam, menangis, dia cantik tapi terluka. aku ingin mengajaknya pergi tapi sepertinya ia nyaman ada didunianya. maka dari itu aku patahkan sayapku untuk bertemu dia. aku tersesat, ternyata aku payah tanpa sayap, aku berharap bertemu dia."
"apa kau bertemu dengannya?"
"iya. sekarang aku melihatnya"
kamu tersenyum. 

0 komentar:

Posting Komentar