Kamis, 25 November 2010

Sahabat

Bukan sebuah puisi terahir tentang cerita kita
Bukan sajak penutup
Bukan pula prosa yang kehabisan tinta
Hanya sejenak berhenti merangkai kata
Kugantung penaku
Takan lama…
Hanya sejenak melanjutkan langkah
Takan ada kata pamit
Dengan berkoar koar menggelegar
Hingga bisik lirih

Sahabat, ini bukan ahir kisah kebersamaan kita
Kuserahkan semua pada Ridho Illahi
Tuk kebersamaan kita kembali
Dalam ikatan tulus,
Persahabatan…

Sahabat, semoga waktu tak membuat kita lupa
Semua goresan mengingatkan kita
Karna kita punya cerita
Ada banyak senyum tercipta
Begitupun isak tangis
Diantara gemasnya jemari dan pena menari
Diantara tumpahnya tinta tinta pena
Dilembar kehidupan kita…

Sahabat,sampaikan salamku tuk sahabat yang lain
Yang setiap detik slalu berseri
Bermanja ria tanpa cela
Berbagi cerita
Berbagi salam dan cinta
Yang setia saling memberi saling mengingatkan
Saling mengisi meski sekedar lewat goresan
Akan selalu kurindukan
Karna kalian semua sahabatku seutuhnya

Bukan sebuah puisi,sajak atau pun prosa terahir
Karna aku akan kembali………..

From cahya

Aroma obat obatan begitu teramat menyengat….. Aku dengan keletihan yang kuabaikan dari perjalanan panjangku menyusuri kota demi kota.

“maaf pak. Aku salah masuk..” ucapku disebuah ruangan rumah sakit…. Belum sempat aku membalikan badan, terdengar suara serak tertahan dari sosok yang terbaring…. Ya Allah….,benarkah apa yang kulihat. Sedemikiankah kondisi sahabatku ini…..tidak ada yang salahkah dengan penglihatanku..???
Kutatap lekat wajah pucat hambar tanpa warna itu, cekungan2 nampak jelas dipipinya…… tak berdaya… Aahh…., benarkah ini sosok sahabatku yang aku kenal periang ? Tak ada garis keceriaan diwajahnya,tatapannya nampak kosong….. Begitu berat derita yang kamu alami sobat… Tanpa terasa tetes bening mengalir dari kelopak mataku. Dada ini terasa sesak menyaksikan semua itu.

Kanker telah menggerogoti tubuhnya,merampas mimpi dan citanya…. Tak ada yang mampu dia lakukan selain pasrah dan pasrah menerima kenyataan ini..........

Ya Allah…, aku percaya akan semua kebesaran-Mu… Aku percaya akan kuasa-Mu… Aku percaya Engkau tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan umat-Mu… Aku percaya semua itu Ya Allah…. Dan jika aku boleh meminta, Aku ingin melihat kembali senyum sahabatku….. Aku ingin merasakan kembali keusilan sahabatku ini Aku ingin kembali mendengar tawanya lagi…. Aku merindukan canda dan kelakarnya… Aku rindu rangkulan tangannya…. Aku rindu suara santunnya…

Aah…, entah apa yang bisa aku perbuat untukmu, sobat….selain doa doa yang kupanjatkan… Sungguh hati ini bagai teriris sembilu menyaksikan kau seperti ini… Isak tangisku memang tidak nampak diluar, tapi dalam bathin…………….. Adalah bagai hujan ditengah kota..

Sahabat…. Jangan biarkan keputusasaan tertawa dan tergelak dalam dirimu…
lawan dan singkirkan, karna aku tau kamu bisa…
Jangan biarkan kerapuhan berkoar dalam jiwamu…
sumbat dia…!
Perlihatkan padaku, bahwa kau kuat dan mampu melewati semua ini…
Tatap mataku setajam ekscalibur yang terkenal..
Tunjukan tenaga dan kekuatanmu yang lebih dahsyat daripada gunung es yang mengkaramkan titanic...
Karena memang itulah kamu yang sebenarnya….
Ayolah sobat….,
bukankah kau ingin kembali mengisi Memenuhi buku buku hidup kita
yang semakin hari semakin terhias oleh kata-kata indah..
persahabatan kita…??? dan sejuta ekspresi keceriaan tanpa ada jeda untuk sisipkan kesedihan….
Tanpa ada hampa dan luka…..
Yang ada….,
Cerita indah persahabatan kita……
Ayolah sobat…,
Bangkit dan semangatlah…
Karna ku tau kau bisa……..
Karena kaulah sahabatku………
Bangun dan mainkan jemarimu… Tulis didinding itu bahwa kau mampu lewati semua ini…..
Dan biarkan itu menjadi catatan kecil dan dinding ruang bougenvile ini menjadi saksi perlawananmu terhadap penyakit itu….
pada akhirnya,semua ini akan selalu mengingatkan kita akan hidup yang sebenarnya…..
Ayolah sobat…, Lukis dan goreskan semangatmu disitu…
Kutau kamu mampu, Karna engkaulah sahabatku……………..

Ya Allah.....

Ya Allah.....
Hanya kepadaMu hamba bersujud...
Hanya kepadaMu hamba meminta...
dan hanya kepadaMu hamba memohon ampun....

Apapun yang terjadi dalam hidup hambamu ini,
itu pasti atas seijinMu ya Allah.....

Berikanlah hambamu kekuatan ya Allah...
Mampukan hamba menjalani apa yang seharusnya hamba lalui....
Lancarkan segala sesuatunya...
Tambahkan rahmat dan rizki Mu ya Allah...

Ya Allah....
Tak lupa hamba memohon kepadaMu....
Jaga dan lindungi selalu orang-orang yang hamba sayangi dan cintai....
Jauhkan dari segala yang jahat dan hindarkan dari segala macam marabahaya...
Engkau juga yang selalu mencukupkan segala kebutuhan dan keperluan mereka...

Ya Allah..
Hanya kepadaMu hamba berserah...

"Robbana aatina fi dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina adzabannar"

amin
 

saat harapan mulai tumbuh dan jatuh

kususuri langkah pelan
gelap diantara sepi kelam
Bulir-bulir embun menetes perlahan
Kerasnya hati silaukan mata keram

tersungging antara dua hati senyuman
tertawa, menangis, gembira
bersatu dalam janji tertahan
dengan cahaya berdampingan sang surya

hati tertutup panas
gelap mata merasuk dalam emosi
Tersirat nikmatnya anugerah Ilahi
hasrat jiwa katakan cemas

saat harapan mulai tumbuh dan jatuh
tetap berpadu satu tujuan kehidupan
hingga ilusi mulai membunuh
Untuk kembali pada kenyataan

♥Tentang menyukaimu♥


Tentang menyukaimu, butuh kamus besar yang menjelaskan bagaimana rangkaian hatimu. Tentang menyukaimu yang selalu tertunduk dan diam. Tentang menyukaimu yang selalu tersenyum mempesona. Lagi-lagi harus menggali tentang makna senyum itu. Senyum yang mengembang manis hingga terhenti detak jantung sepersekian detik.

Tentang menyukaimu dan bukan tentang kamu yang menyukai aku. Tentang menyukaimu, hingga aku tertunduk dan diam. Tentang menyukai tawamu yang ramah. Tentang menyukai cara otakmu berpikir.

Tentang menyukaimu, hingga tak mampu menatapmu. Perhatikan. Tidak lebih dari satu detik untuk bisa bertatapan denganmu. Selalu, saat menyukaimu, aku merenungi diriku.

Saat menulis ini, aku melihat embun di mataku sendiri. Semua ini tentang menyukaimu. Tentang menyukaimu, tapi bukan berarti aku akan jatuh. 

Menyukaimu dengan caraku sendiri, bukan berarti kamu harus tahu bahwa aku menyukaimu. 
Melakukan hal yang sebaliknya, menyimpan rasa ini, dan aku akan berpura-pura untuk tidak menyukaimu. 
Banyak cara untuk melakukannya, mengalihkan mataku saat pandangan kita bertemu di satu titik. Meninggikan nada suaraku, saat suara lembutmu menjadi melodi utama dibawah alam sadarku.